Sabtu, 12 Mei 2012

It's About Us #part 3


Setelah menunggu sekitar 90 menit, akhirnya bel kebebasanku terdengar juga. Ya, inilah waktu istirahat. Biasanya, di jam ini, Nathan akan menemuiku dan merengek minta uang padaku, padahal uang jajannya lebih banyak daripada aku! Ya, itu semua karena pacarnya.. Ariana. Huh, Nathan sangat sayang dengan perempuan itu. Bahkan semua yang diinginkan Ariana, Nathan sanggup memenuhinya meskipun tidak makan seharian dan selalu merengek memohon meminjamkan sedikit uangku padanya.. ahh, aku kembali larut pada kesedihanku. Nathan....sedang apa kau disana?

“hey anak dukun!”, teriak seseorang mengagetkanku. Sepertinya aku mulai kenal dengan suara ini. Si Liang! “hey, kenapa kau diam saja? Tuli ya?”, celotehnya lagi. “aku tidak ada urusan denganmu..aku mau pergi”, ucapku beranjak dari tempat dudukku. Aku berniat mengajak sahabatku zayn menuju kantin. Sungguh aku lapar-_-. Kelas ku dan zayn berseberangan. Aku di kelas A dan dia B. Saat aku hendak keluar pintu, tibatiba wajah yang sangat kusayangi itu sudah muncul di ambang pintu kelasku.

“hai Lyssa :)”, sapa zayn padaku. “hai Zayn.. ayo kita pergi. Aku muak disini”, ucapku menarik lengan zayn . ya, biarpun aku dikenal kasar dengan orang lain, namun Zayn adalah orang yang mampu membuatku selembut putri raja *haha*.

*************di kantin**********

“tadi itu siapa Lys?” , tanya zayn saat aku tengah asik memainkan iPod ku. “ehh? Dia? Siapa ya namanya? Kalau tidak salah dengar tadi dia bilang sih Liang. Entahlah, aku gak peduli”, ucapku santai dan menyeruput segelas jus dihadapanku. Zayn hanya diam. Namun tiba-tiba sahabat ku yang tampan itu mulai berbicara. “Lyss, taukah kau?” , tanyanya. “apa?” , jawabku yang sebenarnya juga pertanyaan-_-. “dia itu bernama Liam”, jawabnya aneh.. “haha Zayn, kau ini lucu atau apa? Atau jangan-jangan kau..” “dia suka kamu Lyss”, kata-kata zayn yang barusan menghentikanku dan membuatku diam. “bercandamu berlebihan Zayn.. sdahlah.. aku tak apa. Masalah keluargaku? Kau tak usah menghiburku sampai seperti ini haha” , ucapku yang sepertinya ngawur oleh Zayn. “aku serius.. semenjak mendengar kabar tentang keluargamu, dia panik. Dia sangat perhatian padamu. Bahkan melebihi aku”, ucap Zayn dengan tatapan kosong kearahku. “bencana macam apa yang tuhan berikan padaku huhuhuu”, ucapku dengan tampang menangis haha. “bencana?”, tanya Zayn bingung. “bayangkan, keluarga yang kucintai baru saja meninggalkanku untuk selamanya. Dan sekarang, aku bilang lelaki sok pintar bernama Liang itu..” “Liam”, koreksi Zayn. “ya Liam maksudku menyukaiku? Hell.. dunia sudah gila ya?”, ucapku dengan memegangi perutku. Mulas rasanya membayangkan anak beranama Liam itu huh.. zayn hanya tertawa mendengarku. “oh iya, kau kenal Liam darimana?”, tanyaku. “aku mengikuti ekskul musik, dan mr.howard , pelatih kami menggabungkan aku, Liam yang kau bilang sok pintar itu, Harry Styles, Louis Tomlinson, dan Niall Horan”. Jelas Zayn padaku. “wahaha ada-ada saja guru itu. Apa kalian membentuk band? Keren dong!” ucapku pada zayn. “begitulah. Tapi ini bukan band yang didalamnya ada pemain drum dll, namun ini boyband”, jelas Zayn lagi. “ooohh”, jawabku antusias mendengarkan penjelasan Zayn.. ahh zayn, aku salah! Aku tidak pernah sendirian ! ada kau yang selalu hadir untukku! “oh iya, siapa tadi kau bilang ? Niall? Niall Horan? Si kakak kelas itu?” , tanyaku penuh semangat. Ehem, jujur, kalian pasti mengerti. “iya, orang yang kau sukai haha:D”, ucap zayn penuh tawa. Semakin membahagiakan ku. Dan tibatiba bel tanda masuk lubang neraka pun berbunyi.

**************************

“hell, kenapa sekarang harus dia yang mengajar?! Haaaahhh”, keluhku seraya menghamburkan tatanan rambutku. “jangan begitu...rambutmu kusut nantinya”, ucap seseorang yang pasti kalian juga tau.. si cowok sok pintar Liam.. dia melangkah kearahku dan merapikan rambutku, namun kuhempas tangannya itu. “tidak usah! Sok baik, sok pintar! Mau ku tambahi jadi sok apa lagi haahh??”, teriakku membentak anak itu, namun seketika leherku tercekat saat kulihat Mrs.Brenda memelototiku yang sedang berposisi hendak menimpuk anak sok itu. “Mrs.Bernal!! beginikah tingkahmu sepeninggal ayahmu? Ayahmu adalah orang terhormat! Beliau adalah orang yang sangat berperan dalam sekolah ini. Dan inikah caramu memperlihatkan sikapmu pada mendiang ayahmu??...”, begitulah dan masih banyak lagi. Aku benci sekolah ini!! Ayah, mengapa engkau tega menyekolahkanku di sekolah seperti ini?, ocehku seraya memandangi pelafon kelasku. Ya, aku tidak memperdulikan Mrs.Brenda! sama sekali tidak. Namun tiba-tiba kurasakan darah segar mengakir keluar dari hidungku....darah! shit, aku kenapa?? Kurasakan kepalaku mulai memberat, pandanganku kabur.. kurasakan tubuhku mulai tumbang, namun sepertinya seseorang menahanku. “Liam..kau..”, itulah kata terakhirku sebelum akhirnya aku benar-benar pingsan.. ya, aku pingsan..
*****************

Saat aku terbangun, sudah ada Zayn disebelahku.. “kau tidak apa Lyss? Ini sudah enam kali sejak kau mimisan dan pingsan sperti ini.. apa kau tidak ingin memeriksanya ke rumah sakit?”, ucap zayn yang tentu saja menampakkan wajah khawatirnya. “ah sudahlah, aku tak apa. Cuma mimisan apa parahnya?”, jawabku santai dan mencoba duduk, zayn membantuku. “ini UKS ya?”, tanyaku bodoh. Zayn hanya mengangguk. Oh iya, anak itu.. dimana dia? “Liam.. dia dimana? Bodoh sekali dia, kalau dia memang menyukaiku, seharusnya dia menungguiku disini kan? Hahaha berarti dia hanya bohong belaka!”, celotehku nyaring membuat seseorang terbatuk karenanya. Hey,suara itu? “aku disini daritadi”, ucap seseorang yang rupanya duduk diseberang tempat tidurku sekarang. Anak ituuuu.. menjengkelkan. “kau mengharapkan aku disini ya?”, ucap Liam dengan percaya dirinya. “hueekk, mau muntah.. pergi sana! Hus hussh”, ucapku dengan mengepak-epakkan tangan mengusirnya. Namun seketika pandanganku mulai berkunang-kunang. Kupegangi kepalaku..  dan mengeram kesakitan. Seketika zayn dan liam panik mengahampiriku. “kau tidak apa Lyss??”, tanya mereka serempak. “aku tak apa Zayn”, ucapku memegang lengan zayn. Dan liam, sepertinya dia merasa terpukul dengan jawabanku barusan ‘aku tak apa Zayn’ , jelas aku lebih menganggap zayn daripada dia. Dan seketika itu juga liam meninggalkan aku berdua dengan zayn. Syukurlah makhluk itu pergi. Sepulang sekolah aku diantar oleh Zayn. Kali ini aku tidak menolaknya tentu saja. Aku merasa benar-benar lemah. Dan aku membutuhkannya untuk membantuku kalau-kalau tubuhku ini akan ambruk seperti tadi. Entahlah penyakit apa yang sedang kualami. Tapi rasanya menyiksaku sekali belakangan ini. Saat hendak tiba di rumahku, tiba-tiba.................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar